Thursday, July 29, 2010

Pahami Saya, Saya Pahami Anda.

Seseorang secara psikologis ingin diperhatikan, ingin dikenal orang lain, ingin dikasih hadiah mobil sama orang lain (kalau itu sih semua orang waras juga mau). Seperti yang lagi trend di TV, Shinta dan Jojo, dua cewek dengan niatan iseng ingin menunjukkan eksistensinya lewat video dan di-publish ke youtube. Nah, sifat manusia inilah yang memunculkan beberapa teori psikologis tentang manjurnya seseorang mempengaruhi (kasarnya mengendalikan) orang lain dengan memahami, memasuki jalan pikiran, mengikuti apa yang dilakukan seseorang yang dituju, supaya orang itu merasa tertipu, oh gak, maksud saya nyaman dan cocok kalau didekatnya.
Contohnya, ketika kita berbicara dengan klien yang protes atau komplain dengan kinerja kita yang kurang bagus. Si klien berkata dengan nada-nada tinggi seperti membentak. Apakah yang seharusnya kita lakukan? Appp..pakkaaaahhh *mata melotot, hidung kembang kempis, mangap2* (A) Diam menunduk menerima omelan. Ataukah (B) Ikut-ikutan berbicara dengan nada tinggi. Silakan ketik REG (spasi) jawaban Anda kirim ke 3030 (ga-nol-ga-nol). Halah. Eniwei, kebanyakan orang pasti memilih A, tapi menurut saya jawabannya B. Tidak percaya? Silakan coba. Saya yakin bagi yang memilih A belum pernah mencoba opsyen B. Menurut mereka pasti begini: dia pakai nada tinggi, saya pakai nada tinggi, perang dunia ketiga jelas. Itu hantu-hantu pikiran dik pembaca saja itu. Semakin Anda tidak mencoba, semakin menambah menyan buat makan si hantu-hantu itu. Pernah ada cerita dari bos saya, ada seorang pimpinan atau katakanlah direktur sebuah dealer mobil merk dari Jepang. Suatu hari dia didatangi klien pelit, medit, kurang ajar tapi kaya raya yang kecewa dengan urusan sepele tentang mobil yang baru saja dibelinya. Dia berbicara sampai muncrat-muncrat, halah, dengan antusias kepada si direktur. Setelah klien diam yang berarti ada kesempatan untuk berbicara, si direktur mengeluarkan kata-kata yang sudah disusun rapi dengan nada yang sama tingginya dengan si klien. Isinya perkataan si direktur: sorry, glad, sure. Pertama meminta maaf atas KETIDAKNYAMANAN si klien. Yang perlu digarisbawahi, dicetak tebal, atau distabilo, adalah bukan karena kesalahan. Jangan menembak kaki sendiri Sodara, sakit (
ya, iya lah yaa). Kedua, ungkapkan rasa senang, rasa terima kasih, pokoknya yang bahagia-bahagia lah bahwa si klien telah berkenan repot-repot lapor mendatangi si direktur atas ketidaknyamanan dia. Ketiga, yakinkan si klien bahwa masalah-yang-sebenarnya-bukan-masalah-tapi-dipermasalahkan-klien itu akan segera diatasi. Si klien dibentak-bentak diajak berbicara dengan nada tinggi malah merasa nyaman karena se-tipe dengan si direktur (se-tipe = ngomongnya keras). Dan bersahabatlah mereka berdua.
Dan dengan pengertian ‘Pahami Saya, Saya Pahami Anda’ sepertinya sudah begitu jelas. Bahwa orang yang mau mendekati atau istilahnya mencuri perhatian, harus mau menyelami bagaimana kehidupan orang yang ia tuju. Sekedar clue untuk memudahkan saja karena saya orangnya suka berkata kiasan, personifikasi, metafora. Saya sering menggunakan kata-kata yang menurut saya mempunyai arti yang lebih mencerminkan esensi yang saya katakan, daripada menggunakan kata simple yang mungkin persepsi orang akan lebih cetek tentang yang saya maksudkan. Coba baca lagi kalimat sebelum ini. Saya saja harus membaca dua kali untuk mengerti apa maksud tulisan yang saya ketik tadi.
*siap2 ditoyorr
Maka dari itu, maap maap yak
(bim salabim jadi apa, pak pak pak) buat yang inteligensinya di bawah rata-rata atau yang levelnya di bawah saya, yang nggak bisa memahami saya seperti yang saya maksud.
Lebih menyebalkan lagi kalau ada orang yang ngeyel, pedekate pakai cara dia sendiri. M
bok nggantheng’o ko ngopo nek kon nggak nganggo caraku yo entut ae. Situ oke?

Hal random tentang saya:
Hobi baru saya sekarang ngenet tengah malam sampai pagi. Saya suka apdet twitter, facebook dikit, donlot-donlot.. SMS dan telepon buat saya urusan penting. Yang remeh-temeh silakan hubungi lewat inet. Yang gaptek dan nggak lancar inet, belajar dulu de, kesian amit si lu.
Paling benci sama orang ngerokok. Jangan harap deket-deket sama saya kalau lagi ngerokok. Toyor-toyor de. Bukannya nggak beralasan, saya bisa begitu. Bukannya nggak trauma juga. Ceritanya dimulai waktu saya masih kecil (
umur nem taun apa ya?). Bapak kena jantung koroner, kritis di rumah sakit. Semua sodara kumpul ngerubungin bapak (laler kalee). Ada yang nangis, ada yang lemes, pandangan kosong. Ada juga yang ngamuk ngerusakin barang-barang, konon kabarnya dia ternyata orang gila yang menyusup. Serem de waktu itu. Kemudian dokter yang merawat bapak saya bilang ke saya begini, “Wuk, bapak ampun pareng ngerokok meling nggih. Nek sampek ngerokok, mengke masuk RS melih”. Sejak saat itu saya jadi bodyguard anti-rokok-nya bapak. Setiap bapak ngeyel ngerokok saya akan marah dan nangis. Suatu ketika, mungkin entah sudah tidak tahan ingin ngerokok dan sedang tidak mood juga, saat saya ngelarang bapak ngerokok, saya dimarahi, langsung seketika itu juga saya demam dan step masuk rumah sakit. Sejak saat itu, bapak berhenti merokok. Hebat kan saya :D

Curhat yang random:
Oh 84, oh 92.. tragis.. 4 ke atas, 4 ke bawah..
Idung.. idung.. anak saya bisa kaya spongebob tar.
Tambah lagi pengulangan suku kata.
Ayo sini :D
*tiga baris yang tak berhubungan di atas telah mengatakan segalanya*

Foto yang random:
Mata saya yang eksotis terforsir hari ini (renang, nyetir, lappy, asep)


Wednesday, July 28, 2010

Enyahlah Hantu-hantu Pikiran. Ciaatt!

Ketika saya dihadapkan pada dua pilihan ini, melakukan hal yang saya suka dan melakukan hal yang tidak saya suka, menyerah saya. Saya membayangkan diberi dua jalan untuk mencapai suatu daerah yang saya tuju misalnya, jalan pertama jalan lurus, mulus, bersih, aspal hotmix, tapi jauuuuhhh memutar. Jalan kedua, paling hanya 500 meter tapi jalanannya jorok, lumpur, kotoran, cacing, bakteri, yang sangat saya benci, dimana saya merasa sangat jijik, dan semua itu hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Jujur, saya akan lebih memilih untuk jalan panjang memutar tapi lurus dan bebas hambatan. Walau sesulit apapun, walau harus jalan kaki, walau harus menggendong orang, walau harus membuang boneka spongebob kesayangan saya, eh? Saya akan tetap memilih opsyen jalan pertama, jalan yang saya suka. Dan artinya saya masih dikendalikan oleh mood dan perasaan saya sendiri.
Padahal seharusnya, tidak boleh begitu. Kitalah yang harus mampu mengelola emosi dan kemauan kita. Saya sadar akan hal itu, bahwa sebenarnya banyak hal-hal yang menghantui pikiran saya, yang saya sebut dengan hantu-hantu pikiran. Gambarannya seperti ini, saya memikirkan hal yang jangan-jangan terjadi hal buruk seperti ini, atau jangan-jangan yang terjadi bakalan gawat seperti itu. Pikiran-pikiran tidak menyenangkan yang kita buat sendiri yang tentu belum pasti terjadi. Hantu-hantu ini sulit sekali dihilangkan. Ketika saya berpikir saya mampu mengatasi masalah yang saya hadapi, mengendalikan hantu-hantu pikiran ini, kenyataannya ternyata belum demikian.
Tapi ada satu hal yang masih saya p
ercayai sampai sekarang, yaitu kalimat ini: Apa yang Anda pikirkan maka itulah yang akan terjadi. Kekuatan pikiran kita efeknya pada diri kita masing-masing sangat berpengaruh Sodara. Sugesti yang dibuat dan diperuntukkan untuk diri kita sendiri begitu mengena. Karena yang paling tahu tentang diri kita adalah diri kita sendiri dan Gusti Allah tentunya.
Saya orang yang pantang menyerah, optimis, suk
a tantangan, dan saya yakin itu. Kegagalan ini baru sekali. Tak akan kubiarkan hantu-hantu ini membungkamku dari jeritan kemenanganku atas mereka. Biarlah ini menjadi pembelajaran. Ingat: belajar itu baik. Yang penting sadar akan kesalahan, tidak mengulanginya lagi, dan berusaha lebih baik di kesempatan berikutnya. Ingat (lagi) Allah selalu memberikan kesempatan kok. Allah dekat dengan kita. Jaraknya ibarat kening dengan lantai kala kita bersujud.
Hantu-hantu pikiran, bersiaplah. Haiyaaaa!!


Adikku ponakan dua (Haikal & Hakam) ini bisa, masak aku nggak bisa.. No way!

Saturday, July 24, 2010

Meracau Pagi Buta

Jam satu pagi memang waktu paling oke buat nulis. Belum ngantuk, males tidur, dan acara televisi tinggal sinetron ajaib Indosiar. Disamping itu, si inet (nama jaringan internet yang dipakai di kamar) kencengnya kalau jam-jam segini ini. Karena nggak ada yang pakai mungkin. Lalu lintas per-inet-an lagi sepi.
Saat ini yang aktif di-tab saya: facebook, twitter, blog UNS, blogspot. Facebook dan blog UNS sudah sepi. Kalau twitter masih lumayan, masih ada: lia, atid, mas hen, ikendug, arfi, tity.
Eniwei, ini keadaan saya saat ini:







Tetep cantik walau dari sore belum mandi, eh?

Eh jadi keinget, kemarin (21/7) waktu liat talkshow Radith di Gramedia Slamet Riyadi Solo, akhirnya kesampean juga buku ini ditandatangani sama penulisnya. Dulu saya beli buku ini tepat saat launcing pertamanya alias buku ini pertama keluar di toko buku. Dan spesialnya, waktu itu tanggal 25 April, ulang tahun saya. Saya berangkat kesana dengan Nisha jam delapan pagi (baca: kepagian, gramed masih tutup). Kami menunggu dan menunggu, yang akhirnya terdengar teriakan kompak 'Jos' para karyawan gramed penuh semangat memulai penjualan hari itu. Pintu dibuka, langsung saya branjak ke lantai dua menuju rak buku yang saya maksud. "Loh kok nggak ada bukunya?" Ternyata memang belum dikeluarkan dari gudang, saya ambil, saya beli. Puas. Beberapa hari kemudian ada talkshow tentang buku itu, dengan kata lain Radith datang ke Solo, pertemuan saya dengannya yang pertama kali. Kebetulan buku itu dipinjam teman dan belum sempat dikembalikan sampai sesi tandatangan berakhir. Sedih rasanya, tapi nggak papa sih *ngeremet kertas. Yang penting sekarang sudah lengkap kebahagiaan ini :D










Jodoh nggak akan kemana *nggak nyambung


Ada lagi cerita waktu main sama kru SIEM ke Tlatar. Ceritanya lewat foto saja ya. Foto bisa mengatakan lebih banyak.









Sikilku dimaem iwak. Hiy, keri-keri piye ngono..











Bar salat, jik iso nggaya ki lho. Elok tenan.



Saya bergayaa, cekrek!








Ini partner saya. Tebak tua
siapa? ;P








Ayo main air! Maklum orang kota, nggak pernah liat kali. *minta ditoyor


Cukup sekian dan terima kasih deh, atas keracauan pagi ini. Saya mau tahajud dulu, terus tidur (tentunya). Dagh readers ;)

Sunday, July 18, 2010

Seminar Penting Ni..

Ayo pada ikutan seminar ini!
Ditunggu konfirmasinya ya :D
see ya!

Saya Mau Aktif Ngeblog Lagi, Kamu?

Waktu saya masih nge-blog di blogspot, rasanya tidak ada beban untuk menulis. Buah pikiran yang saya hasilkan pun mengalir begitu saja. Dan enak dibaca, setidaknya menurut saya pribadi seperti itu. Namun, semenjak saya nge-blog disitu, serasa ada beban begitu. Bahwa ketika saya menulis sesuatu di blog berdomain UNS ini, ada tanggung jawab moral yang harus saya junjung atas nama baik universitas tempat saya sekarang belajar. Kuantitas untuk menulis lama-kelaman menurun. Rasanya seperti pisau yang jarang diasah, badan yang jarang olahraga, dan tangan yang jarang ngupil.
Saya mulai mengganti-ganti nama blog dengan berbagai kata, berbagai bahasa, dan berbagai aroma. Sampailah pada suatu hari, saya membuka kembali blog saya yang dulu dengan nama yang tidak asing di telinga dan tak terasa beberapa jam saya merasa kembali ke masa lalu ketika membaca posting-posting cerita jaman dulu.
Akhirnya saya putuskan, blog itu untuk posting artikel yang patut ditempatkan dalam konteks akademis. Blog ini untuk posting apapun dalam konteks bebas dan tetap bertanggung jawab.
Begitulah hidup. Deritanya tiada pernah berakhir.. XD
Keeping the originality and be your self.

Sunday, April 5, 2009

pindaaaahH. . .

karena siTa cinta produk dalam negeri, So. . .
nge-bLog de disini
cu there. . .

Saturday, March 28, 2009

Debooo. . .

luv to see him win the competition. . .
i have to be like him too
ganbatte kudasai!
luv thiz picture also