Wednesday, July 28, 2010

Enyahlah Hantu-hantu Pikiran. Ciaatt!

Ketika saya dihadapkan pada dua pilihan ini, melakukan hal yang saya suka dan melakukan hal yang tidak saya suka, menyerah saya. Saya membayangkan diberi dua jalan untuk mencapai suatu daerah yang saya tuju misalnya, jalan pertama jalan lurus, mulus, bersih, aspal hotmix, tapi jauuuuhhh memutar. Jalan kedua, paling hanya 500 meter tapi jalanannya jorok, lumpur, kotoran, cacing, bakteri, yang sangat saya benci, dimana saya merasa sangat jijik, dan semua itu hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Jujur, saya akan lebih memilih untuk jalan panjang memutar tapi lurus dan bebas hambatan. Walau sesulit apapun, walau harus jalan kaki, walau harus menggendong orang, walau harus membuang boneka spongebob kesayangan saya, eh? Saya akan tetap memilih opsyen jalan pertama, jalan yang saya suka. Dan artinya saya masih dikendalikan oleh mood dan perasaan saya sendiri.
Padahal seharusnya, tidak boleh begitu. Kitalah yang harus mampu mengelola emosi dan kemauan kita. Saya sadar akan hal itu, bahwa sebenarnya banyak hal-hal yang menghantui pikiran saya, yang saya sebut dengan hantu-hantu pikiran. Gambarannya seperti ini, saya memikirkan hal yang jangan-jangan terjadi hal buruk seperti ini, atau jangan-jangan yang terjadi bakalan gawat seperti itu. Pikiran-pikiran tidak menyenangkan yang kita buat sendiri yang tentu belum pasti terjadi. Hantu-hantu ini sulit sekali dihilangkan. Ketika saya berpikir saya mampu mengatasi masalah yang saya hadapi, mengendalikan hantu-hantu pikiran ini, kenyataannya ternyata belum demikian.
Tapi ada satu hal yang masih saya p
ercayai sampai sekarang, yaitu kalimat ini: Apa yang Anda pikirkan maka itulah yang akan terjadi. Kekuatan pikiran kita efeknya pada diri kita masing-masing sangat berpengaruh Sodara. Sugesti yang dibuat dan diperuntukkan untuk diri kita sendiri begitu mengena. Karena yang paling tahu tentang diri kita adalah diri kita sendiri dan Gusti Allah tentunya.
Saya orang yang pantang menyerah, optimis, suk
a tantangan, dan saya yakin itu. Kegagalan ini baru sekali. Tak akan kubiarkan hantu-hantu ini membungkamku dari jeritan kemenanganku atas mereka. Biarlah ini menjadi pembelajaran. Ingat: belajar itu baik. Yang penting sadar akan kesalahan, tidak mengulanginya lagi, dan berusaha lebih baik di kesempatan berikutnya. Ingat (lagi) Allah selalu memberikan kesempatan kok. Allah dekat dengan kita. Jaraknya ibarat kening dengan lantai kala kita bersujud.
Hantu-hantu pikiran, bersiaplah. Haiyaaaa!!


Adikku ponakan dua (Haikal & Hakam) ini bisa, masak aku nggak bisa.. No way!

No comments:

Post a Comment